Journal History
Jurnal Totobuang merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Kantor Bahasa Maluku sejak Tahun 2013. Jurnal ilmiah ini memuat tulisan ilmiah berupa hasil penelitian atau gagasan konseptual tentang kajian kebahasaan, kesastraan, dan aspek pengajarannya. Penulis dalam jurnal ini berasal dari berbagai instansi dan profesi. Hal tersebut bertujuan untuk pengembangan bahasa dan sastra di Maluku dapat terpenuhi dan diperbarui. Selanjutnya, ilmu pengetahuan bahasa dan sastra di Maluku akan selalu ada nuansa baru. Sesuai dengan namanya, Totobuang dapat menghasilkan alunan musik tradisional yang bisa memberikan semangat dan nuansa baru.
Totobuang adalah alat musik yang terbuat dari kuningan. Totobuang berasal dari kata “tetabuhan” yang dalam terminologi bahasa Jawa berarti bermain gamelan. Totobuang biasanya dimainkan bersama tifa. Alat musik warisan leluhur Maluku tersebut dapat menggambungkan tiga kebudayaan besar dunia seperti gong dari Birma, tifa dari Indo Cina Kuno, dan tangga nadanya yang diatonik berasal dari Eropa. Latar belakang ini yang menjadi dasar penamaan jurnal dengan harapan bahwa bahasa dan sastra di Maluku selalu berkembang melalui kajian-kajian yang beragam.
Penerbitan Jurnal Totobuang telah dimulai sejak Tahun 2013 dengan sepuluh naskah. Jumlah naskah dari tahun ke tahun tidak banyak berubah. Jumlah tersebut berkisar sepuluh hingga empat belas naskah. Pada akhir tahun kelima, Totobuang mulai berkembang dari cetak ke Open Journal System (OJS). Namun, artikel pada Jurnal Totouang yang telah diunggah baru dimulai pada Tahun 2016.
Meskipun penerimaan hingga publikasi beralih ke OJS, Jurnal Totobuang tetap terbit dua kali dalam setahun pada bulan Juni dan Desember. Gaya sitasi yang digunakan sejak pertama kali terbit menggunakan tata aturan Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan. Namun, Jurnal Totobuang mulai menggunakan gaya sitasi APA sejak Volume 7, Nomor 2 Tahun 2019.
Jurnal Totobuang juga memiliki mitra bestari dari berbagai instansi. Sejak kepengurusan redaksi dirombak pada awal tahun 2016, Jurnal Totobuang terus menambah jumlah mitra bestari hingga saat ini menjadi enam orang dari lima instansi yang berbeda. Selain mitra bestari, tim penyunting juga di bidang keahlian masing-masing, yaitu penyunting bahasa dan abstrak.
------------------------------------
Totobuang is scientific journal published by Kantor Bahasa Maluku since 2013. Totobuang contained scientific article can be research, conceptual idea in linguistics and literary studies, and aspect of teaching. Authors in Totobuang come from various institution and professions. It aims to develop language and literature in Maluku can be fully and updated. Furthermore, language and literature studies in Maluku will always a new nuances. As the name, Totobuang can produce traditional music that can give a new spirit.
Totobuang is music instrument made by brass. Tototbuang come from “tetabuhan” which is in Javannese is playing gamelan. Totobuang playing with tifa. Music instrumen Maluku can composed three big culture like gong from Bima, tiga from Indo Cina Kuno, and its diactonic gamut come from Europe. The background to be base of naming journal with hopes that language and literature in Maluku can envolved thorugh the various research.
The publishing of Totobuang has been started since 2013 with ten articles. Number of article from year to year is not changed much. The number ranges about ten to fourteen articles. At the enf of fifth year, Totobuang began increasing from print to the Open Journal System (OJS). However, articles in Totobuang that have been uploaded have only begun in 2016.
Although the acceptance to publication goes to OJS, Totobuang continues to be publishe twice a year in June and December. The citation style used since it was first published is the rules of Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan. However, Totobuang began to use APA citation style since Vulome 7, Number 2 of 2019.
Totobuang has reviewer from various institution. Since the editorial board changed in early 2016, Totobuang continous to increase the number of reviewer to be six reviewers form five different institutions. Besides reviewers, copy editor team is also in their expertise, its language and abstract copy editor.